Sabtu, 12 Desember 2015

Gunung Kelud, Kediri

[KEDIRI] Sensasi untuk mengetahui kondisi Gunung Kelud pertama kali pascaerupsi, merupakan daya tarik yang fenomenal bagi warga Jatim. Karenanya, ketika Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri membuka kunjungan perdana wisata Gunung Kelud dengan batas 3 km dari puncak, yakni area parkir kedua, Sabtu (8/3) lalu, jumlah wisatawan membeludak, mencapai 3.227 orang.  

Ketika uji coba hari kedua kunjungan wisata dibuka, Minggu (9/3), jumlah wisatawan membengkak menjadi 3.452 orang. Namun ketika dilanjutkan, Senin (10/3) jumlah wisatawan anjlok tinggal 312 orang, karena merupakan hari kerja dan bukan hari libur.  

Dapat dipastikan, pada hari-hari libur nasional mendatang jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Kelud akan membludak.   “Daya tarik Gunung Kelud, terutama perubahan dari semula berkawah, kemudian ditutup dengan Anak Kelud. Sekarang, Anak Kelud itu lenyap akibat proses erupsi pertengahan Februrai lalu,” ujar Pelaksana Tugas Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Edhi Purwanto, yang dikonfirmasi, Selasa (11/3).  


Dikatakan, minat warga datang ke Gunung Kelud makin kuat, begitu Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan kondisi Gunung Kelud statusnya diturunkan dari Siaga (level III steril 5 km) ke Waspada (level II), kawasan steril diperpendek menjadi radius 3 km saja.  

“Kepada para wisatawan sengaja dikenai pungutan tiket sekadarnya, selain untuk pembayaran premi asuransi juga untuk keamanan parkir kendaraan,” katanya.   Dikatakan, hingga hari ini, belum ada pemungutan tarif tiket (resmi).



“Sebelum dinyatakan dibuka resmi, lokasi wisata Gunung Kelud perlu ditata, termasuk fasilitas umum, demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung,” katanya.    

Seperti diberitakan, sudah ada tim pertama dari Satuan Marinir, yang melihat langsung kondisi eksotisme (calon) kawah baru pascaerupsi Gunung Kelud, yang cukup dahsyat beberapa waktu lalu.  

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Kediri, Masykuri Iksan yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, uji coba pembukaan wisata Gunung Kelud tersebut, hanya untuk memenuhi keinginan kuat sebagian warga dari berbagai daerah Kediri dan sekitarnya untuk melihat kondisi Kelud pascaerupsi.   

Pembukaan tersebut, atas dasar rekomendasi PVMBG, dengan kawasan radius aman di luar 3 km. Tetapi karena Kelud belum sepenuhnya aman, penarikan tiket tidak serta merta untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun untuk asuransi semata.

Air Terjun Coban Rondo, Malang


Coban Rondo  memiliki ketinggian sekitar 84 m dan berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut.  Airnya berasal dari sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik di musim kemarau.  Curah hujan rata-rata 1.721 mm/th, dengan bulan basah pada bulan Nopember sampai bulan Maret dan bulan kering pada bulan April sampai dengan Oktober dengan suhu rata-rata +/- 22°C.

Air terjun ini berada
dalam wilayah KPH Perum Perhutani Malang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pujon dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G.

Sebelum menjadi Coban Rondo, sebetulnya di atasnya ada air terjun kembar yang disebut Coban Manten. Mengalir ke bawah, air terjun itu menyatu menjadi Coban Dudo. Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir ke bawah menjadi Coban Rondo.


Sumber air dari tiga air terjun tersebut berada di Kepundan, satu dataran yang tanpa pohon satu pun berada di atas Coban Manten. Mereka yang ingin melihatnya, selain harus berhati-hati juga perlu ekstratenaga. Sebab, selain jalan licin, juga cukup jauh antara 3-4 km.

Legenda

Air Terjun Coban Rondo menyimpan legenda unik,
bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

Air Terjun Sedudo

Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang cukup baik, dan jalur transportasi yang mudah diakses.

Masyarakat setempat masih mempercayai, air terjun in memiliki kekuatan supra natural. Lokasi wisata alam ini ramai dikunjungi orang pada bulan Sura (kalender Jawa). Konon mitos yang ada sejak zaman Majapahit, pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.
Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro.

Air Terjun Dholo, Kediri




Berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dengan jarak tempuh kurang lebih 30 kilometer dari Kantor Kabupaten Kediri, cukup terjaga dari kebisingan dan polusi pusat kota. Keindahan obyek wisata ini semakin lengkap dengan adanya udara yang segar dan sejuk khas pegunungan, ditambah suasana yang hijau dan tenang dan kealamian dari air terjunnya sendiri. Lokasi Air Terjun Dolo dapat dilihat dari Satelit melalui Google Maps dengan koordinat 7°52'10"S 111°50'5"E yang dapat dilacak melalui GPS ataupun Ponsel dengan GPS support.


Kabupaten Kediri memiliki beberapa air terjun yang cantik.Salah satunya, adalah Air Terjun Dolo. Tempat wisata ini terletak di dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kediri. Jarak tempuh dari Kota Kediri ke arah barat, ± 25 km (± 45 menit), atau ± 150 km (±3,5 jam) dari Bandara Juanda Surabaya. Meski agak jauh, tapi pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi terbilang sangat indah dan mudah.
Bagi pecinta Hiking (mendaki gunung), Gunung Besuki merupakan alternatif yang sangat menarik untuk ditaklukan dan dinikmati. Rasa lelah dan haus akan terobati saat mencapai Air Terjun Dolo, kesejukan dan panoramanya sangat mempesonakan pengunjung, lokasinya yang berada tengah kawasan hutan gunung besuki menambah asri dan sejuknya kawasan ini. Ketenangan dan kenyamanan yang disuguhkan tentunya akan memanjakan Anda yang biasa terbelenggu dalam rutinitas dan kepenatan suasana kerja dan aktivitas perkotaan.
Perjalanan Anda akan dimanjakan dengan hamparan hijau pemandangan hutan pinus lengkap dengan aroma khasnya disepanjang aspal hotmix yang meliuk-liuk melingkar menuju puncak.
Untuk perjalanan menuju Air Terjun Dolo, kita harus berhenti di Dusun Besuki dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, karena jalan menuju ke arah Air Terjun Dolo mendaki dan tidak mungkin dilewati kendaraan. Jalanannya berupa tangga-tangga dari bebatuan yang dibuat melingkari daerah tersebut. Bebatuan tersebut menambah pesona dan nilai tersendiri yang membedakan dengan air terjun ditempat lain.
Setelah dibekukan oleh dinginnya Air Terjun Dolo, pengunjung dapat memanaskan suasana dengan menikmati fasilitas pariwisata yang tersedia seperti Joging ataupun Hiking Area. Bagi yang membawa keluarga dapat mengajaknya ke taman bermain yang tersedia. Tersedia pula Camping Ground bagi pengunjung yang ingin tinggal dan menikmati suasana kawasan ini lebih lama. Beberapa meter dari air terjun, kita dapat menemukan kebun sayur dan strowberi di sebuah pondokan yang terbuat dari bambu, pengunjung bisa membeli sayuran dan stroberi yang masih segar bahkan bisa langsung dapat memetiknya sendiri dari pohon.
Bagi pengunjung yang belum terbiasa dengan suasana dingin disarankan untuk membawa mantel atau baju hangat agar tetap bisa menikmati perjalanan Anda, karena dilokasi biasanya selalu diliputi mendung dan kabut yang tebal ditambah lagi kadar air yang cukup tinggi.


Jumat, 11 Desember 2015

Telaga Sarangan, Magetan

Telaga Sarangan

Telaga Sarangan terletak di perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah tepatnya di bagian barat Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga Sarangan terletak di lereng Gunung Lawu (3.265 m) yang memiliki alam pegunungan yang indah. Anda bisa menjadikan Telaga Sarangan sebagai salah satu alternatif liburan Anda kali ini. Ada banyak wisata alam menarik yang dapat dinikmati di sini. Telaga ini dan lingkungan sekitarnya menawarkan pemandangan alam yang indah dan memukau untuk Anda.
Pemandangan Telaga Sarangan akan memanjakan mata, karena Anda dapat melihat telaga yang luas dan pegunungan hijau Sidoramping di sekitar Gunung Lawu yang menjulang tinggi. Ditambah lagi dengan air telaga yang tenang dan menjadi cermin dari pegunungan dan gunung di sekelilingnya. Memandangi deretan pegunungan dan gunung di sini juga membuat perasaan lebih tenang dan damai ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 18-23 derajat Celcius. Udara sejuk pegunungan bisa Anda nikmati karena Telaga Sarangan terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut.

Ranu Pakis, Lumajang

Ranu Pakis, Lumajang



Provinsi Jawa Timur tak habis – habisnya menawarkan pesona wisata alam yang menarik, terlebih lagi wisata gunung, pegunungan serta danau yang terbentuk karena aktivitas vulkanik gunung. Termasuk Ranu Pakis yang terbentuk dari letusan dahsyat gunung Lamongan ratusan tahun lalu.

aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18x

Ranu Pakis merupakan salah satu danau yang banyak diminati wisatawan untuk melancong di antara puluhan danau yang ada di Jawa Timur. Di Lumajang, ranu pakis merupakan salah satu danau dari tiga danau yang ada di sekitar lereng gunung Lamongan ini. Dua danau lainnya yakni ranu Klakah dan Ranu Bedali.

Ranu pakis terletak di sebelah utara kabupaten Lumajang, tepatnya berjarak 20 km dari pusat aktivitas kabupaten Lumajang, di desa Tegalrandu kecamatan Klakah. Konon kata penduduk sekitar, dalam bahasa Belanda, Ranu Pakis terkenal dengan nama Aan Het Meer Van Klabak.

3213893375_9cf42752e4.jpg

Untuk bisa sampai ke kawasan Ranu Pakis ini terbilang cukup mudah. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Ataupun kita juga bisa naik angkutan umum yang ada. Bahkan bagi kalian yang ingin menikmati keasrian wilayah ini, angkutan tradisional seperti dokar perlu dijajal supaya kita bisa dengan santai dan tenang menikmati udara segar di kawasan ini.

Karakteristik obyek wisata ranu pakis ini terbilang sangat menarik. Selain karena udara sejuk dan pesona gunung Lamongan yang bisa kita nikmati di kawasan ini, ranu pakis masih terbilang asri, natural apa adanya namun terawat. Ranu pakis sendiri terletak di ketinggian 600 meter di atas permukaan air laut, dengan luas danau sebesar 50 hektar dan memiliki kedalaman sekitar 60 meter.

Ranu Bedali, Lumajang

Ranu Bedali Lumajang


Dibandingkan dengan daerah lain, ternyata Jawa Timur memiliki karakteristik yang unik wisata alam di provinsi. Salah satunya adalah banyak dijumpai danau vulkanik maupun danau buatan dengan pesona alam yang begitu indah. Mengapa demikian? Banyaknya danau yang ada di Jawa Timur dikarenakan proses vulkanis gunung berapi yang meletus yang menyebabkan cekungan – cekungan yang berisi air yang kini disebut danau. Di Jawa Timur sendiri, danau sering mendapat sebutan ranu.

ranu+bedali+003.jpg

Salah satu ranu yang memiliki keindahan panorama yang menawan adalah Ranu Bedali, yang terletak di daerah cekungan di kecamatan Ranuyoso kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ranu ini terletak di ketinggian 700 meter dari permukaan air laut dengan luas danau 25 hektar dan kedalaman danau mencapai 28 meter.

Kawasan ini dikelola langsung oleh lembagaDestination Management Organization. Lembaga ini bertanggung jawab kepada pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah kabupaten Lumajang dibawah pengawasan langsung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Ranu bedali merupakan salah satu pesona danau dari tiga danau yang berada di lereng gunung Lamongan. Dua danau lainnya yakni Ranu Pakis dan Ranu Klakah. Ketiganya sering disebut sebagai segitiga ranu. Pemkab Lumajang menyebut juga wilayah ini sebagai segitiga emas, karena memiliki potensi tinggi di sektor ekonomi wisata.

DSC00180.JPG

Letak danau yang cukup tinggi dari permukaan air laut sehingga memiliki keunikan tersendiri baik dari karakteristik alam maupun pesona dan kondisi alam yang disuguhkan. Untuk menuju lokasi ranu Bedali, bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor maupun mobil dengan sedikit tanjakan yang harus dilalui. Setelah sampai di areal parkir, kita perlu sedikit berjalan agar mendapatkan pemandangan yang menarik.

Letak ranu Bedali yang tinggi ini terkadang membuat kita yang akan berkunjung merasa penat dan kelelahan. Mereka yang ingin ke objek wisata ini setidaknya harus memiliki kesehatan yang prima dan fisik yang mumpuni. Namun, meski sepertinya perjalanan yang ditempuh melelahkan, tapi jangan salah lho. Panorama yang disuguhkan danau ini dari atas bakalan meluluhkan rasa capek dan penat kita.
Banyak yang bisa dinikmati dari Ranu Bedali ini. Bagi kalian yang suka tantangan dan olahraga alam, menuruni tebing hingga mencapai permukaan danau bisa menjadi pilihan menarik. Tentu saja dengan persiapan yang cukup dan latihan yang matang.

Tebing dan cekungan yang menjadi karakteristik utama Ranu Bedali ini konon terbentuk karena aktivitas gunung Lamongan dulu kala yang sangat tinggi. Letusan Gunung ini mengakibatkan beberapa daerah di sekitarnya terbentuk danau, salah satunya yang memiliki tebing dan berbentuk cekungan adalah ranu bedali ini.