Kawah Ijen, Banyuwangi
Inilah salah satu pesona keindahan alam Indonesia yang luar biasa dan telah memukau banyak wisatawan dari berbagai negara. Di sinilah dapat Anda lihat danau kawah luas yang menakjubkan bersama api berwarna biru dari belerangnya saat malam hari. Selain menjadi tujuan wisata naik gunung, Kawah ijen juga merupakan tempat penambangan belerang tradisional yang hilir-mudik di arena bekas letusan kawah yang sebenarnya masih aktif.
Inilah salah satu pesona keindahan alam Indonesia yang luar biasa dan telah memukau banyak wisatawan dari berbagai negara. Di sinilah dapat Anda lihat danau kawah luas yang menakjubkan bersama api berwarna biru dari belerangnya saat malam hari. Selain menjadi tujuan wisata naik gunung, Kawah ijen juga merupakan tempat penambangan belerang tradisional yang hilir-mudik di arena bekas letusan kawah yang sebenarnya masih aktif.
Gunung Ijen sendiri berada di
kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen di Kecamatan
Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso. Gunung ini berada 2.368
meter di atas permukaan laut dimana puncaknya merupakan rentetan gunung
api di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru dan Merapi. Kawah
Ijen merupakan tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang
masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat
belerang yang seakan tidak pernah habis dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan industri kimia dan penjernih gula.
Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Kawah
di tengah kaldera tersebut merupakan yang terluas di Pulau Jawa dengan
ukuran 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter.
Kawah tersebut terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah
dinding kaldera.
Pemandangan Kawah Ijen begitu
menakjubkan ketika disinari Matahari pagi dengan memancarkan kemilau
hijau toska. Sinaran yang juga menerpa dari balik Gunung Merapi, saudara
kembar Gunung Ijen jangan sampai Anda lewatkan untuk diabadikan oleh
kamera. Air kawahnya tenang berwarna hijau kebiruan namun Anda tidak
diperkenankan menuruninya karena air kawah bervolume sekira 200 juta
meter kubik itu panasnya mencapai 200 derajat celcius. Derajat keasaman
kawah tersebut sangat tinggi mendekati nol sehingga bisa melarutkan
pakaian bahkan tubuh manusia dengan cepat.
Dini hari pukul 01.00, saat Matahari
belum membiaskan pijarnya menguak keindahan danau kawah ini ada
keajaiban lain yang dihadirkan Ijen. Di bawah kawahnya berpijar api biru
(blue fire) dari cairan belerang yang mengalir tanpa henti
untuk dikeringkan oleh angin kemudian menjadi batu dan dicacah para
penambang. Bongkahan belerang tersebut kemudian ditempatkan pada dua
keranjang kayu dan dipakul menuruni gunung sejauh 3 km. Bukan beban yang
ringan sebab berat keranjang pikul tersebut bisa mencapai 100 kg.
Di tenggara kawah terdapat lapangan
solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen. Di bagian barat
terdapat Dam Kawah Ijen yang merupakan hulu dari Kali Banyupait.
Lapangan solfatara Gunung Kawah Ijen selalu melepaskan gas vulkanik
dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat.
Dam Kawah Ijen merupakan bagian dari objek wisata menarik tetapi tidak
selalu dikunjungi oleh wisatawan dikarenakan jalan untuk menuju ke sana
cukup sulit dan sering rusak karena longsor. Dam Kawah Ijen adalah
bangunan beton yang dibangun sejak zaman Belanda dan dimaksudkan untuk
mengatur level air danau agar tidak menyebabkan banjir air asam. Tetapi
bendungan ini sekarang tidak berfungsi karena air tidak pernah mencapai
pintu air akibat terjadinya rembesan air danau di bawah dam.
Blue Fire Kawah Ijen Api seperti yang diketahui warnanya
pasti merah, lantas bagaimana jika Anda ingin melihat sebuah api yang
warnanya berbeda, tidak merah melainkan berwarna biru dan keluar dari
sebuah kawah gunung. Dapatkah dibayangkan Anda berdiri dan menyaksikan
fenomena itu dengan kepala Anda sendiri, momen keajaiban alam yang tiada
taranya. Teramat spesial untuk dilewatkan karena di dunia hanya ada dua
fenomena yang terjadi seperti ini dan salah satunya ada di Indonesia.
Adalah kawah biru atau blue fire, fenomena alam yang unik dan hanya dapat dilihat di Kawah Ijen - Banyuwangi saja. Saking indahnya fenomena ini bahkan mengalahkan popularitas matahari terbit di Banyuwangi yang disebut sebagai matahari pertama di Jawa. Tak hanya itu, banyak wisatawan dari berbagai negara rela datang jauh-jauh sekedar untuk melihat penampakan si Api Biru di kawah Ijen.
Cara Mencapai Api Biru
Nah, sekarang bagaimana jika Anda ingin menyaksikan fenomena ini? Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah pergi terlebih dahulu ke Banyuwangi dan semuanya melalui jalan darat menggunakan angkutan bus umum. Anda dapat mencapai Kawah Ijen atau Gunung dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.
Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak.
Adalah kawah biru atau blue fire, fenomena alam yang unik dan hanya dapat dilihat di Kawah Ijen - Banyuwangi saja. Saking indahnya fenomena ini bahkan mengalahkan popularitas matahari terbit di Banyuwangi yang disebut sebagai matahari pertama di Jawa. Tak hanya itu, banyak wisatawan dari berbagai negara rela datang jauh-jauh sekedar untuk melihat penampakan si Api Biru di kawah Ijen.
Cara Mencapai Api Biru
Nah, sekarang bagaimana jika Anda ingin menyaksikan fenomena ini? Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah pergi terlebih dahulu ke Banyuwangi dan semuanya melalui jalan darat menggunakan angkutan bus umum. Anda dapat mencapai Kawah Ijen atau Gunung dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.
Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak.
Daerah ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari
Banyuwangi menuju Jambu.Dari Jambu, anda bisa melanjutkan perjalanan
menuju Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Paltuding
dengan menggunakan ojek dan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki.
Ada baiknya Anda bermalam di sekitaran Kawah Ijen karena Anda bisa menikmati momen melihat api biru dengan bantuan dari pemandu wisata terlatih. Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen dengan harga yang bervariasi mulai dari kamar seharga Rp 100.000 per malam sampai vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.
Jika Anda ingin menginap di tempat lainnya, disana juga ada guest house
milik PTP di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai Rp 135.000
per kamar per malam. Tapi dari dua perkebunan ini Anda harus menyewa
kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk keperluan
mendaki gunung. Namun ada satu hal yang harus menjadi bahan pertimbangan
Anda sebelum ke Kawah Ijen, yaitu jaga kondisi badan agar selalu fit.
Waktu Terbaik Melihat Api Biru
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar empat jam. Pemandangan di pagi hari lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum berbau.
Waktu Terbaik Melihat Api Biru
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar empat jam. Pemandangan di pagi hari lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum berbau.
Api biru hanya dapat dilihat pada dini hari di Kawah Ijen, yaitu pada pukul 01.00-02.00, sebelum matahari terbit. Puncak momen keindahan Kawah Ijen terletak pada saat matahari sedang berada di belahan bumi lainnya. Warna terang ini berasal dari tingginya suhu yang ada di kawah tersebut.
Sekilas Mengenai Kawah Ijen
Gunung Ijen atau lebih di kenal dengan Kawah Ijen merupakan salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan gunung ini telah meletus sebanyak empat kali yaitu pada tahun tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936.
Kawah Ijen merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia, yang bisa
memproduksi 36 juta meter kubik belerang dan hidrogen klorida dengan
luas sekitar 5.466 hektar. Kawah yang berbahaya ini memiliki keindahan
yang sangat luar biasa dengan danau belerang berwarna hijau toska dengan
sentuhan dramatis dan elok. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol
dan memiliki kedalaman 200 meter. Keasamannya yang sangat kuat dapat
melarutkan pakaian dan jari manusia.
0 komentar:
Posting Komentar