Sabtu, 12 Desember 2015

Gunung Kelud, Kediri

[KEDIRI] Sensasi untuk mengetahui kondisi Gunung Kelud pertama kali pascaerupsi, merupakan daya tarik yang fenomenal bagi warga Jatim. Karenanya, ketika Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri membuka kunjungan perdana wisata Gunung Kelud dengan batas 3 km dari puncak, yakni area parkir kedua, Sabtu (8/3) lalu, jumlah wisatawan membeludak, mencapai 3.227 orang.  

Ketika uji coba hari kedua kunjungan wisata dibuka, Minggu (9/3), jumlah wisatawan membengkak menjadi 3.452 orang. Namun ketika dilanjutkan, Senin (10/3) jumlah wisatawan anjlok tinggal 312 orang, karena merupakan hari kerja dan bukan hari libur.  

Dapat dipastikan, pada hari-hari libur nasional mendatang jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Kelud akan membludak.   “Daya tarik Gunung Kelud, terutama perubahan dari semula berkawah, kemudian ditutup dengan Anak Kelud. Sekarang, Anak Kelud itu lenyap akibat proses erupsi pertengahan Februrai lalu,” ujar Pelaksana Tugas Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Edhi Purwanto, yang dikonfirmasi, Selasa (11/3).  


Dikatakan, minat warga datang ke Gunung Kelud makin kuat, begitu Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan kondisi Gunung Kelud statusnya diturunkan dari Siaga (level III steril 5 km) ke Waspada (level II), kawasan steril diperpendek menjadi radius 3 km saja.  

“Kepada para wisatawan sengaja dikenai pungutan tiket sekadarnya, selain untuk pembayaran premi asuransi juga untuk keamanan parkir kendaraan,” katanya.   Dikatakan, hingga hari ini, belum ada pemungutan tarif tiket (resmi).



“Sebelum dinyatakan dibuka resmi, lokasi wisata Gunung Kelud perlu ditata, termasuk fasilitas umum, demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung,” katanya.    

Seperti diberitakan, sudah ada tim pertama dari Satuan Marinir, yang melihat langsung kondisi eksotisme (calon) kawah baru pascaerupsi Gunung Kelud, yang cukup dahsyat beberapa waktu lalu.  

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Kediri, Masykuri Iksan yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, uji coba pembukaan wisata Gunung Kelud tersebut, hanya untuk memenuhi keinginan kuat sebagian warga dari berbagai daerah Kediri dan sekitarnya untuk melihat kondisi Kelud pascaerupsi.   

Pembukaan tersebut, atas dasar rekomendasi PVMBG, dengan kawasan radius aman di luar 3 km. Tetapi karena Kelud belum sepenuhnya aman, penarikan tiket tidak serta merta untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun untuk asuransi semata.

Air Terjun Coban Rondo, Malang


Coban Rondo  memiliki ketinggian sekitar 84 m dan berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut.  Airnya berasal dari sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik di musim kemarau.  Curah hujan rata-rata 1.721 mm/th, dengan bulan basah pada bulan Nopember sampai bulan Maret dan bulan kering pada bulan April sampai dengan Oktober dengan suhu rata-rata +/- 22°C.

Air terjun ini berada
dalam wilayah KPH Perum Perhutani Malang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pujon dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G.

Sebelum menjadi Coban Rondo, sebetulnya di atasnya ada air terjun kembar yang disebut Coban Manten. Mengalir ke bawah, air terjun itu menyatu menjadi Coban Dudo. Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir ke bawah menjadi Coban Rondo.


Sumber air dari tiga air terjun tersebut berada di Kepundan, satu dataran yang tanpa pohon satu pun berada di atas Coban Manten. Mereka yang ingin melihatnya, selain harus berhati-hati juga perlu ekstratenaga. Sebab, selain jalan licin, juga cukup jauh antara 3-4 km.

Legenda

Air Terjun Coban Rondo menyimpan legenda unik,
bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

Air Terjun Sedudo

Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang cukup baik, dan jalur transportasi yang mudah diakses.

Masyarakat setempat masih mempercayai, air terjun in memiliki kekuatan supra natural. Lokasi wisata alam ini ramai dikunjungi orang pada bulan Sura (kalender Jawa). Konon mitos yang ada sejak zaman Majapahit, pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.
Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro.

Air Terjun Dholo, Kediri




Berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dengan jarak tempuh kurang lebih 30 kilometer dari Kantor Kabupaten Kediri, cukup terjaga dari kebisingan dan polusi pusat kota. Keindahan obyek wisata ini semakin lengkap dengan adanya udara yang segar dan sejuk khas pegunungan, ditambah suasana yang hijau dan tenang dan kealamian dari air terjunnya sendiri. Lokasi Air Terjun Dolo dapat dilihat dari Satelit melalui Google Maps dengan koordinat 7°52'10"S 111°50'5"E yang dapat dilacak melalui GPS ataupun Ponsel dengan GPS support.


Kabupaten Kediri memiliki beberapa air terjun yang cantik.Salah satunya, adalah Air Terjun Dolo. Tempat wisata ini terletak di dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kediri. Jarak tempuh dari Kota Kediri ke arah barat, ± 25 km (± 45 menit), atau ± 150 km (±3,5 jam) dari Bandara Juanda Surabaya. Meski agak jauh, tapi pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi terbilang sangat indah dan mudah.
Bagi pecinta Hiking (mendaki gunung), Gunung Besuki merupakan alternatif yang sangat menarik untuk ditaklukan dan dinikmati. Rasa lelah dan haus akan terobati saat mencapai Air Terjun Dolo, kesejukan dan panoramanya sangat mempesonakan pengunjung, lokasinya yang berada tengah kawasan hutan gunung besuki menambah asri dan sejuknya kawasan ini. Ketenangan dan kenyamanan yang disuguhkan tentunya akan memanjakan Anda yang biasa terbelenggu dalam rutinitas dan kepenatan suasana kerja dan aktivitas perkotaan.
Perjalanan Anda akan dimanjakan dengan hamparan hijau pemandangan hutan pinus lengkap dengan aroma khasnya disepanjang aspal hotmix yang meliuk-liuk melingkar menuju puncak.
Untuk perjalanan menuju Air Terjun Dolo, kita harus berhenti di Dusun Besuki dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, karena jalan menuju ke arah Air Terjun Dolo mendaki dan tidak mungkin dilewati kendaraan. Jalanannya berupa tangga-tangga dari bebatuan yang dibuat melingkari daerah tersebut. Bebatuan tersebut menambah pesona dan nilai tersendiri yang membedakan dengan air terjun ditempat lain.
Setelah dibekukan oleh dinginnya Air Terjun Dolo, pengunjung dapat memanaskan suasana dengan menikmati fasilitas pariwisata yang tersedia seperti Joging ataupun Hiking Area. Bagi yang membawa keluarga dapat mengajaknya ke taman bermain yang tersedia. Tersedia pula Camping Ground bagi pengunjung yang ingin tinggal dan menikmati suasana kawasan ini lebih lama. Beberapa meter dari air terjun, kita dapat menemukan kebun sayur dan strowberi di sebuah pondokan yang terbuat dari bambu, pengunjung bisa membeli sayuran dan stroberi yang masih segar bahkan bisa langsung dapat memetiknya sendiri dari pohon.
Bagi pengunjung yang belum terbiasa dengan suasana dingin disarankan untuk membawa mantel atau baju hangat agar tetap bisa menikmati perjalanan Anda, karena dilokasi biasanya selalu diliputi mendung dan kabut yang tebal ditambah lagi kadar air yang cukup tinggi.


Jumat, 11 Desember 2015

Telaga Sarangan, Magetan

Telaga Sarangan

Telaga Sarangan terletak di perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah tepatnya di bagian barat Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga Sarangan terletak di lereng Gunung Lawu (3.265 m) yang memiliki alam pegunungan yang indah. Anda bisa menjadikan Telaga Sarangan sebagai salah satu alternatif liburan Anda kali ini. Ada banyak wisata alam menarik yang dapat dinikmati di sini. Telaga ini dan lingkungan sekitarnya menawarkan pemandangan alam yang indah dan memukau untuk Anda.
Pemandangan Telaga Sarangan akan memanjakan mata, karena Anda dapat melihat telaga yang luas dan pegunungan hijau Sidoramping di sekitar Gunung Lawu yang menjulang tinggi. Ditambah lagi dengan air telaga yang tenang dan menjadi cermin dari pegunungan dan gunung di sekelilingnya. Memandangi deretan pegunungan dan gunung di sini juga membuat perasaan lebih tenang dan damai ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 18-23 derajat Celcius. Udara sejuk pegunungan bisa Anda nikmati karena Telaga Sarangan terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut.

Ranu Pakis, Lumajang

Ranu Pakis, Lumajang



Provinsi Jawa Timur tak habis – habisnya menawarkan pesona wisata alam yang menarik, terlebih lagi wisata gunung, pegunungan serta danau yang terbentuk karena aktivitas vulkanik gunung. Termasuk Ranu Pakis yang terbentuk dari letusan dahsyat gunung Lamongan ratusan tahun lalu.

aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18x

Ranu Pakis merupakan salah satu danau yang banyak diminati wisatawan untuk melancong di antara puluhan danau yang ada di Jawa Timur. Di Lumajang, ranu pakis merupakan salah satu danau dari tiga danau yang ada di sekitar lereng gunung Lamongan ini. Dua danau lainnya yakni ranu Klakah dan Ranu Bedali.

Ranu pakis terletak di sebelah utara kabupaten Lumajang, tepatnya berjarak 20 km dari pusat aktivitas kabupaten Lumajang, di desa Tegalrandu kecamatan Klakah. Konon kata penduduk sekitar, dalam bahasa Belanda, Ranu Pakis terkenal dengan nama Aan Het Meer Van Klabak.

3213893375_9cf42752e4.jpg

Untuk bisa sampai ke kawasan Ranu Pakis ini terbilang cukup mudah. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Ataupun kita juga bisa naik angkutan umum yang ada. Bahkan bagi kalian yang ingin menikmati keasrian wilayah ini, angkutan tradisional seperti dokar perlu dijajal supaya kita bisa dengan santai dan tenang menikmati udara segar di kawasan ini.

Karakteristik obyek wisata ranu pakis ini terbilang sangat menarik. Selain karena udara sejuk dan pesona gunung Lamongan yang bisa kita nikmati di kawasan ini, ranu pakis masih terbilang asri, natural apa adanya namun terawat. Ranu pakis sendiri terletak di ketinggian 600 meter di atas permukaan air laut, dengan luas danau sebesar 50 hektar dan memiliki kedalaman sekitar 60 meter.

Ranu Bedali, Lumajang

Ranu Bedali Lumajang


Dibandingkan dengan daerah lain, ternyata Jawa Timur memiliki karakteristik yang unik wisata alam di provinsi. Salah satunya adalah banyak dijumpai danau vulkanik maupun danau buatan dengan pesona alam yang begitu indah. Mengapa demikian? Banyaknya danau yang ada di Jawa Timur dikarenakan proses vulkanis gunung berapi yang meletus yang menyebabkan cekungan – cekungan yang berisi air yang kini disebut danau. Di Jawa Timur sendiri, danau sering mendapat sebutan ranu.

ranu+bedali+003.jpg

Salah satu ranu yang memiliki keindahan panorama yang menawan adalah Ranu Bedali, yang terletak di daerah cekungan di kecamatan Ranuyoso kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ranu ini terletak di ketinggian 700 meter dari permukaan air laut dengan luas danau 25 hektar dan kedalaman danau mencapai 28 meter.

Kawasan ini dikelola langsung oleh lembagaDestination Management Organization. Lembaga ini bertanggung jawab kepada pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah kabupaten Lumajang dibawah pengawasan langsung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Ranu bedali merupakan salah satu pesona danau dari tiga danau yang berada di lereng gunung Lamongan. Dua danau lainnya yakni Ranu Pakis dan Ranu Klakah. Ketiganya sering disebut sebagai segitiga ranu. Pemkab Lumajang menyebut juga wilayah ini sebagai segitiga emas, karena memiliki potensi tinggi di sektor ekonomi wisata.

DSC00180.JPG

Letak danau yang cukup tinggi dari permukaan air laut sehingga memiliki keunikan tersendiri baik dari karakteristik alam maupun pesona dan kondisi alam yang disuguhkan. Untuk menuju lokasi ranu Bedali, bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor maupun mobil dengan sedikit tanjakan yang harus dilalui. Setelah sampai di areal parkir, kita perlu sedikit berjalan agar mendapatkan pemandangan yang menarik.

Letak ranu Bedali yang tinggi ini terkadang membuat kita yang akan berkunjung merasa penat dan kelelahan. Mereka yang ingin ke objek wisata ini setidaknya harus memiliki kesehatan yang prima dan fisik yang mumpuni. Namun, meski sepertinya perjalanan yang ditempuh melelahkan, tapi jangan salah lho. Panorama yang disuguhkan danau ini dari atas bakalan meluluhkan rasa capek dan penat kita.
Banyak yang bisa dinikmati dari Ranu Bedali ini. Bagi kalian yang suka tantangan dan olahraga alam, menuruni tebing hingga mencapai permukaan danau bisa menjadi pilihan menarik. Tentu saja dengan persiapan yang cukup dan latihan yang matang.

Tebing dan cekungan yang menjadi karakteristik utama Ranu Bedali ini konon terbentuk karena aktivitas gunung Lamongan dulu kala yang sangat tinggi. Letusan Gunung ini mengakibatkan beberapa daerah di sekitarnya terbentuk danau, salah satunya yang memiliki tebing dan berbentuk cekungan adalah ranu bedali ini.

Pantai Buyutan Pacitan

Pantai Buyutan, Pacitan

Pantai Buyutan terletak di kecamatan Donorojo, Pacitan. Lokasi pantai ini tidak jauh dari Pantai Klayar. Dari kota pacitan sekitar 44 km dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum yang beroperasi di sekitar pantai ini.
Jika Anda menyukai wisata alam yang tenang, datang ke pantai ini adalah jawabannya. Pantai Buyutan terbilang masih perawan, tidak banyak wisatawan yang datang ke pantai ini. sehingga membuat kondisi pantai ini sangat bersih, dengan pasir pantai seputih susu.
Nah, itu tadi kesepuluh pantai eksotis di Jawa Timur. Karena pantai-pantai ini masih tergolong pantai yang alami, diharapkan bagi Anda untuk tidak mencemari lingkungan dengan membuang sampah sembarangan ataupun merusak ekosistem yang ada. Alangkah lebih baik jika Anda membawa kantong plastik khusus untuk membuang sampah. Mari kita jaga agar pantai-pantai di Jawa Timur ini tetap eksotis dan indah.

Pulau Sempu, Malang

Pulau Sempu, Malang

Pulau Sempu merupakan sebuah Pulau kecil yang masih berada dalam satu lokasi dengan Pantai Sendang Biru, tepatnya di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang. Pulau ini berada di bawah lindungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Mulanya secara resmi sejak tahun 1928, Pulau Sempu merupakan cagar alam yang memiliki beragam ekosistem seperti hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah.
Namun semakin lama, banyak para pecinta alam yang mengunjungi Pantai Sendang Biru melakukan kamping di Pulau Sempu dengan menyeberang menggunakan perahu para nelayan. Yang membuat Pulau Sempu ini istimewa adalah laguna Segara Anakan yang terdapat di dalam pulau. Untuk mencapai Segara Anakan ini Anda harus melakukan tracking selama dua jam melalui hutan dan jalan yang curam.
Perjalanan ini akan terbayar begitu Anda melihat pasir putih berbalut birunya air laut super jernih dan juga pemandangan karang yang melindungi Segara Anakan. Air laut di sini sangat tenang sehingga aman untuk digunakan berenang. Untuk menjaga keindahan pulau ini diharapkan Anda tidak membuang sampang dan merusak ekosistem yang ada.

Pantai Pulau Merah, Banyuwangi

Pantai Pulau Merah, Banyuwangi

Pantai Pulau Merah terletak di di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Anda membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk menuju pantai ini dari pusat kota Banyuwangi. Yang spesial dari pantai ini adalah pemandangan saat matahari mulai terbenam dan langit berubah menjadi jingga. Banyak yang berkomentar kalau Pantai Pulau Merah memiliki ciri seperti kebanyakan pantai di Brazil dan mendapat julukan sebagai Kuta-nya Jawa Timur.
Selain duduk bersantai menikmati pemandangan pantai, kegiatan lain yang dapat Anda lakukan di sini adalah berselancar karena pantai ini telah menjadi tujuan selancar berkelas dunia di Pulau Jawa. Anda hanya perlu membayar 25.000 – 50.000 Rupiah untuk menyewa papan selancar yang sudah disediakan pihak pengelola. Kondisi ombak di sini yang mencapai ketinggian 4 sampai 5 meter sangat cocok bagi para peselancar dari berbagai tingkatan.

Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma terletak di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Perjalanan dari kota Jember ke Pantai Papuma bisa memakan waktu yang cukup lama, sehingga disarankan bagi Anda untuk menginap semalam di sini. Pihak pengelola telah menyediakan beberapa penginapan dan cottage dengan harga yang cukup terjangkau, sekitar 150.000 – 450.000 Rupiah per malam. Harga tiket masuk ke pantai ini sendiri 5.000 sampai 7.000 Rupiah.
Pantai Papuma memiliki pemandangan yang sangat indah. Perpaduan antara pasir putih serta batu karang yang menyebar di tepi pantai. Salah satu ciri khas dari Pantai Papuma adalah tujuh karang besar yang menjulang di pantai. Ukurannya yang besar membuat karang-karang ini menyerupai sebuah pulau. Ketujuh karang ini juga memiliki nama masing-masing. Di sini Anda bisa merasakan sensasi terpaan ombak dari atas karang. Pantai ini juga sering dijadikan sebagai lokasi foto prewedding ataupun landscape oleh para fotografer dari berbagai kota.

Kawah ijen, Banyuwangi

Kawah Ijen, Banyuwangi

Inilah salah satu pesona keindahan alam Indonesia yang luar biasa dan telah memukau banyak wisatawan dari berbagai negara. Di sinilah dapat Anda lihat danau kawah luas yang menakjubkan bersama api berwarna biru dari belerangnya saat malam hari. Selain menjadi tujuan wisata naik gunung, Kawah ijen juga merupakan tempat penambangan belerang tradisional yang hilir-mudik di arena bekas letusan kawah yang sebenarnya masih aktif.


Gunung Ijen sendiri berada di kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso. Gunung ini berada 2.368 meter di atas permukaan laut dimana puncaknya merupakan rentetan gunung api di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru dan Merapi. Kawah Ijen merupakan tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat belerang yang seakan tidak pernah habis  dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri kimia dan penjernih gula.  

Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Kawah di tengah kaldera tersebut merupakan yang terluas di Pulau Jawa dengan ukuran 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter. Kawah tersebut terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.

Pemandangan Kawah Ijen begitu menakjubkan ketika disinari Matahari pagi dengan memancarkan kemilau hijau toska. Sinaran yang juga menerpa dari balik Gunung Merapi, saudara kembar Gunung Ijen jangan sampai Anda lewatkan untuk diabadikan oleh kamera. Air kawahnya tenang berwarna hijau kebiruan namun Anda tidak diperkenankan menuruninya karena air kawah bervolume sekira 200 juta meter kubik itu panasnya mencapai 200 derajat celcius. Derajat keasaman kawah tersebut sangat tinggi mendekati nol sehingga bisa melarutkan pakaian bahkan tubuh manusia dengan cepat.

Dini hari pukul 01.00, saat Matahari belum membiaskan pijarnya menguak keindahan danau kawah ini ada keajaiban lain yang dihadirkan Ijen. Di bawah kawahnya berpijar api biru (blue fire) dari cairan belerang yang mengalir tanpa henti untuk dikeringkan oleh angin kemudian menjadi batu dan dicacah para penambang. Bongkahan belerang tersebut kemudian ditempatkan pada dua keranjang kayu dan dipakul menuruni gunung sejauh 3 km. Bukan beban yang ringan sebab berat keranjang pikul tersebut bisa mencapai 100 kg.

Kawah Ijen: Menyaksikan Api Biru dan Penambang Belerang Tradisional

Di tenggara kawah terdapat lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen. Di bagian barat terdapat Dam Kawah Ijen yang merupakan hulu dari Kali Banyupait. Lapangan solfatara Gunung Kawah Ijen selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat. Dam Kawah Ijen merupakan bagian dari objek wisata menarik tetapi tidak selalu dikunjungi oleh wisatawan dikarenakan jalan untuk menuju ke sana cukup sulit dan sering rusak karena longsor. Dam Kawah Ijen adalah bangunan beton yang dibangun sejak zaman Belanda dan dimaksudkan untuk mengatur level air danau agar tidak menyebabkan banjir air asam. Tetapi bendungan ini sekarang tidak berfungsi karena air tidak pernah mencapai pintu air akibat terjadinya rembesan air danau di bawah dam.

Blue Fire Kawah Ijen Api seperti yang diketahui warnanya pasti merah, lantas bagaimana jika Anda ingin melihat sebuah api yang warnanya berbeda, tidak merah melainkan berwarna biru dan keluar dari sebuah kawah gunung. Dapatkah dibayangkan Anda berdiri dan menyaksikan fenomena itu dengan kepala Anda sendiri, momen keajaiban alam yang tiada taranya. Teramat spesial untuk dilewatkan karena di dunia hanya ada dua fenomena yang terjadi seperti ini dan salah satunya ada di Indonesia.

Adalah kawah biru atau blue fire, fenomena alam yang unik dan hanya dapat dilihat di Kawah Ijen - Banyuwangi saja. Saking indahnya fenomena ini bahkan mengalahkan popularitas matahari terbit di Banyuwangi yang disebut sebagai matahari pertama di Jawa. Tak hanya itu, banyak wisatawan dari berbagai negara rela datang jauh-jauh sekedar untuk melihat penampakan si Api Biru di kawah Ijen.

Cara Mencapai Api Biru
Nah, sekarang bagaimana jika Anda ingin menyaksikan fenomena ini? Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah pergi terlebih dahulu ke Banyuwangi dan semuanya melalui jalan darat menggunakan angkutan bus umum. Anda dapat mencapai Kawah Ijen atau Gunung dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak.
Daerah ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Banyuwangi menuju Jambu.Dari Jambu, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Paltuding dengan menggunakan ojek dan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki.


Ada baiknya Anda bermalam di sekitaran Kawah Ijen karena Anda bisa menikmati momen melihat api biru dengan bantuan dari pemandu wisata terlatih. Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen dengan harga yang bervariasi mulai dari kamar seharga Rp 100.000 per malam sampai vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.
Jika Anda ingin menginap di tempat lainnya, disana juga ada guest house milik PTP di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai Rp 135.000 per kamar per malam. Tapi dari dua perkebunan ini Anda harus menyewa kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk keperluan mendaki gunung. Namun ada satu hal yang harus menjadi bahan pertimbangan Anda sebelum ke Kawah Ijen, yaitu jaga kondisi badan agar selalu fit.

Waktu Terbaik Melihat Api Biru
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar empat jam. Pemandangan di pagi hari lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum berbau.


Api biru hanya dapat dilihat pada dini hari di Kawah Ijen, yaitu pada pukul 01.00-02.00, sebelum matahari terbit. Puncak momen keindahan Kawah Ijen terletak pada saat matahari sedang berada di belahan bumi lainnya. Warna terang ini berasal dari tingginya suhu yang ada di kawah tersebut.

Sekilas Mengenai Kawah Ijen
Gunung Ijen atau lebih di kenal dengan Kawah Ijen merupakan salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan gunung ini telah meletus sebanyak empat kali yaitu pada tahun tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936.


Kawah Ijen merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia, yang bisa memproduksi 36 juta meter kubik belerang dan hidrogen klorida dengan luas sekitar 5.466 hektar. Kawah yang berbahaya ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa dengan danau belerang berwarna hijau toska dengan sentuhan dramatis dan elok. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol dan memiliki kedalaman 200 meter. Keasamannya yang sangat kuat dapat melarutkan pakaian dan jari manusia.

Gunung Bromo, Probolinggo

Gunung Bromo, Probolinggo

Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur dan meliputi 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Bromo jadi tujuan wisata terkenal di Jawa Timur dan hampir tidak pernah sepi setiap harinya.
Statusnya yang masih aktif membuat Gunung Bromo jadi lebih menarik di mata wisatawan. Ketinggian Gunung Bromo 2.392 meter diatas permukaan laut dan memiliki bentuk tubuh bertautan diantara lembah dan ngarai dengan di kelilingi kaldera atau lautan pasir luas kurang lebih sekitar 5.300 hektar.
Gunung Bromo terkenal sebagai icon wisata probolinggo paling indah dan paling banyak dikunjungi. Kata “Bromo” berasal dari kata “Brahma”  yaitu salah satu Dewa Agama Hindu. Gunung Bromo memang tidak besar seperti gunung api lain di Indonesia tetapi pemandangan Bromo sangat menakjubkan sekali. Keindahan Gunung Bromo yang luar biasa membuat wisatawan kagum.
Dari puncak Penanjakan pada ketinggian 2.780 m, wisatawan bisa melihat matahari terbit di Wisata Bromo. Pemandangan yang indah membuat banyak wisatawan ingin mengabadikan momen berharga ini. Pada waktu matahari terbit terlihat dari puncak penanjakan yang sangat luar biasa para pengunjung bisa melihat latar depan dari Gunung Semeru yang akan mengeluarkan asap terlihat dari kejauhan dan matahari akan bersinar terang naik ke atas langit.
 
Gunung Bromo adalah lokasi terbaik di Indonesia untuk melihat matahari terbit yang sangat indah dan menawan. Untuk dapat mencapai Penanjakan Gunung Bromo, wisatawan bisa menggunakan jasa sewa jeep Bromo untuk mengantarkan sampai ke lokasi-lokasi wisata menarik di Gunung Bromo. Berangkat menuju Puncak Pananjakan Gunung Bromo harus dilakukan pada di dini hari pagi sekitar pukul 03.00 dan perjalanan dapat dimulai dari penginapan tempat Anda menginap di gunung bromo, supaya Anda tidak ketinggalan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo.